Setelah renovasi rumah selama seminggu itu, ayah saya berniat untuk memperbaiki bagian teras rumah yang dekat pagar, rencananya ayah akan menambahkan atap supaya kalau hujan lantainya tidak basah, dan kalau panas juga tidak kepanasan.


Eh, ayah saya malah menambahkan sedikit variasi dibagian depannya yaitu papan-papan yang dipotong pendek-pendek lalu dipernish dan di tempelkan berjejer dengan model sekreatif beliau dan hasilnya, TADA!!!


Ketika saya baru pulang dari kampus, saya pun berkomentar,
"wah, pa bagus ya jadinya, kayak restoran kalau dilihat dari luar," ceplos saya. . .
Ayah saya hanya tersenyum dan memperhatikan dengan lekat, lalu berkomentar
"iya ya nak, malah kayak cafe," komen ayah saya dengan santai.
"hehehe. . . . Iya ya pah," jawab saya.


Lalu kami pun masuk kedalam, dan ayah saya berkata pada ibu saya mengadukan apa yang saya katakan tadi dan saya pun tidak mau kalah.
"mah, masa si oza bilang rumah kita dari luar kayak restoran," adu ayah saya.
"apaan, papa juga bilang kalo rumah kita kayak cafe," adu saya, tak mau kalah.
Ibu saya hanya senyum-senyum saja mendengar aduan ayah dan saya. "bisa saja kalian, rumah udah cantik seperti mama kok dibilang yang aneh-aneh sih," jawab mamah saya. Saya pun hanya tertawa dalam hati
"ternyata, mamah bisa narsiz juga, berarti kalau saya juga narsiz saya tau ini tuh nurunin dari siapa, wkwkwkwk" gumam saya dalam hati.
Yaaahh. . . Mau seperti apapun bentuk rumah kami, yang penting kami merasa nyaman menempatinya^^.

Yups, that's right!!
Dengan berdiri anggunnya sebuah banner yang berisikan Let's Know How to be an Active Student by, bla, bla, bla, bla, bla. . . .


Akhirnya dala mulai meninggalkan peradaban kunonya yang hanya diam tanpa ada informasi yang menjelaskan bagaimana cara membayar uang kuliah secara tertulis dan dapat dibaca dengan mudah oleh para mahasiswanya.


Selamat ya dala!! Saya dan juga mungkin mahasiswa yang lain menunggu kejutan-kejutan yang lain yang berhubungan dengan membantu mahasiswa dalam akademiknya.

Hari ini, saya sangat terkejut dengan respon anak-anak English Club yang tidak seperti biasanya. Biasanya mereka sedikit cuek terhadap keberadaan saya, tapi kali ini sangat beda, dan saya sangat senang karenanya.


Mereka sangat ceria dan senang berada dikelas saya. Awalnya saya sangat sedih, English Club tak ada penerusnya lagi, karena tak ada anak kelas satu yang tertarik dan berminat untuk ikut English Club, namun saya dan anak-anak EC yang lain sangat terkejut hari ini ketika kegiatan akan dimulai tiba-tiba datang 5 orang anak kelas satu yang masuk kedalam kelas kami, langsung saja saya dan anak-anak EC yg lain bersorak.


Lalu satu persatu diantara mereka saya minta untuk memperkenalkan diri. Masing-masing dari mereka sangat unik sekali, bahkan ada seorang anak yang bernama Annisa yang pemalu+suka ketawa, jadi kalau dia berada didepan kelas dan melihat kearah temannya dia secara langsung akan tertawa.


Ada-ada saja, malah ketika saya tanya hobbynya apa dia bilang kalau dia tidak punya hobby, ha?? Saya jd bingung sendiri dah. Hemph. . . Semoga sampai seterusnya akan seperti ini, saya jadi bersemangat jadinya.

Aku hanya seorang gadis sederhana yang juga menginginkan cinta yang sederhana pula.


Sesederhana mentari yang selalu menepati janji untuk kembali ketika pagi menyambut.


Sesederhana malam yang selalu teduhkan hati yang sedang gelisah.


Sesederhana hujan yang akan turun menyirami bumi ketika tanah semakin kering dan gersang.


Sesederhana itulah aku mencintaimu, aku tak ingin berjanji ataupun bersumpah untuk membuktikan seberapa besar cinta ku kepadamu sayang, aku hanya akan tunjukkan kesederhanaan cintaku dengan memegang setiaku hanya untukmu.


Kini terserah padamu dalam menafsirkan cintaku yang sederhana ini, apakah seperti mentari, malam, ataukah hujan, satu yang ku ingin kau tau.


Aku mencintaimu dengan sederhana karena aku tak sempurna, maka ku mohon cintailah aku dengan sederhana pula.