Di bulan Ramadhan kali ini ada hal yang menurut saya unik di desa saya yaitu suara sirine yg biasa saya dengar di Bekasi hanya ketika ada mobil ambulans yang lewat yang selalu membawa kabar buruk kesetiap rumah-rumah yang didatanginya.


Namun bila di desa saya bunyi sirine itu hanya akan terdengar pada saat maghrib dan sebelum subuh sebagai tanda waktu berbuka dan imsak.


Maka dari itu, setiap kali akan masuk waktu berbuka saya pasti menunggu diluar mendengarkan dengan seksama bunyi sirine tersebut. Setiap mendengar bunyi sirine pada saat berbuka saya pasti merasa senang sekali karena saya dapat melepaskan dahaga saya dengan segera.


Namun jika saya mendengar bunyi sirine sebelum subuh, saya pasti merasa sedikit kecewa karena pada saat itu saya harus membatasi dahaga saya karena harus menahannya hingga bunyi sirine saat maghrib.

Dalam kesendiriannya, ia pun masih kokoh berdiri dan menanti


Dalam diamnya, ia pun masih setia dan sabar tuk terus bersenandung perih, tentang sebuah lagu sepi yang di tujukan kepada sang penghuni yang tak tau kapan kan mengunjungi.


Sedianya ia pun tak pernah mengeluh meskipun harus menunggu beratus, berpuluh, maupun berabad tahun demi setianya pada senyum sang penghuni nanti.


Kepada bangunan tak bertuan ku ucapkan ribuan terima kasih atas setia yang kau berikan.


Don't be sad because I'll be there at the right time.