My Picture

Some text here.

More about me»

arrrggghhhhh
ku ukir kembali namamu dalam hatiku, ku selipkan kembali memory-memory tentang kita dalam otak ku. berharap kenanganmu tak kan pernah hilang, dan mencoba untuk menjaga agar kenangan itu tetap utuh menjadi satu kesatuan yang akan selalu ingat kan aku pada mu. kukira mudah saja bagi ku untuk menyimpan kembali kenangan tentangmu, ku fikir setelah menyimpan kembali kenangan tentang mu aku akan merasa tenang. tapi tetap saja hati ku masih galau, kemudian pertanyaan-pertanyaan mulai muncul ke permukaan otak ku, hanya aku saja kah yang simpan memory tentang kita? hanya aku saja kah yang selalu ingat kenangan tentang kita? hanya aku saja kah yang mulai rindu ketika ingat tentang dirimu? bagai mana dengan mu? apa kah juga kau simpan memory tentang kita? atau kah semuanya telah kau tinggalkan di masa lalu??




perlahan kepingan-kepingan yang telah coba kusatukan dan ingin ku simpan di otakku satu per satu mulai hilang, asa ku yang telah membumbung tinggi kini jatuh seketika menghempaskan ku ke tempat terpedih yang menyadarkan ku bahwa kini kau bukan untukku................


i'll save all about you in my deep heard
The article tells about some concern the writers about e-book attendance in kindle form, kindle was launched Amazon.com and the writers worry if the Amazon company will be monopoly publisher because indirectly kindle will publish all books in electronic form and it easy to used than paper book, and then he ask about the position of the author and the loyalty for them, actually every writing of the author need some loyalty if some company want to made it in billion copies to publish. Electronic book will open the chance for illegal copies, and the last it will be dependent of “publisher and gateway between writers and the public” and no chance to other author or publisher.


http://www.guardian.co.uk/books/booksblog/2009/jul/21/ebooks-worry
Secuil Harap ku
Ketika semua harus berakhir, haruskah berakhir dengan sebuah duka?
Ketika impian itu berubah menjadi mimpi buruk yang mengerikan apa yang harus dilakukan? Ketika sebuah jalan menuju pencapaian tak kan pernah berakhir, siapakah yang pantas untuk disalahkan?

Ketika semua pertanyaan ini tak dapat ku jawab sendiri, aku mulai berhenti untuk bertanya pada diriku sendiri. Aku mulai memaksa diriku melihat kenyataan yang aku alami dan menelannya agar pahit itu benar-benar tenggelam dalam hidupku.

Seperti hari ini aku kembali menelan pil pahit itu, hari- hari ku semakin kacau dengan segala rutinitas yang datang tanpa henti. Memaksaku untuk berkutat padanya, ingin rasanya aku pergi dan meninggalkan semuanya tapi jika aku pergi menjauhinya aku akan sangat ketinggalan di banding yang lain dan yang akan aku kecewakan adalah orang tuaku yang telah menaruh harapan besar pada ku agar aku bisa menjadi orang sukses.

Masih teringat oleh ku pesan seorang wanita yang paling aku cintai dalam hidupku, yang telah berjuang untuk membiayai kuliahku. ”nak, asalkan sudah jadi sarjana ibu udah senang, ibu bangga punya anak sarjana. Ibu harap kamu bisa belajar dengan sungguh-sungguh dan tidak mengecewakan ibu.” Pesan ini selalu terngiang-ngiang ditelingaku sejak setahun yang lalu setelah kepergian ibuku menghadap yang kuasa. Aku benar-benar terpukul akan kepergian ibu, aku seakan tak lagi mempunyai semangat di dalam hidup.
Aku benar-benar gamang menghadapi keadaan ini, setahun kepergian ibuku kurasakan hidup yang kulalui begitu berat, dan benar-benar kacau. Semua nilai-nilai ku menurun dan sudah dipastikan aku akan mengulang, tidak seperti semester 1 sampai semeter 4 ketika ibuku masih di sampingku menemani setiap langkahku, memberikan dorongan padaku, buat aku selalu tersenyum ketika rutinitas itu menghampiriku. Seberat apapun masalah yang sedang menghantuiku aku pasti masih bisa tersenyum karena ibuku masih disini bersamaku, tapi kini aku sendiri. . . .
Dua tahun berlalu, aku masih hidup dalam keadaan yang kacau malah bertambah kacau karena 2 tahun belakangan ini merupakan ujian terberat dalam hidupku setelah orang yang sangat aku cintai pergi kini giliran ayahku yang pergi. Ketika semuanya hampir hancur, aku berharap orang terakhir yang begitu berarti dalam hidupku akan menyelamatkan ku dari kehancuran ini, setidaknya memberikan semangat terakhir sebelum aku benar-benar padam. Namun kenyataannya orang yang ku anggap akan mengobati Habis sudah hidupku tak ada lagi tempat untuk ku bernaung, menangis, dan mengadu. Aku benar-benar sendiri........

*****
3 tahun berlalu. . . .
aku sudah menjadi mayat hidup, tanpa semangat, tak ada lagi tempat untukku di dunia ini.....
ku seret-seret langkah ku tanpa tujuan, kosong tanpa harapan mataku memandang kearah jalan....
melayang pikiranku entah kemana, tiba-tiba teringat akan wajah ibuku yang teduh, betapa nyamannya aku menatap wajahnya...dan wajah ayah kupun menyertai wajah ibuku. mereka berdua tersenyum padaku,,, aku menangis sejadi-jadinya melihat mereka berdua dengan pakaian putih-putih bersih, suci, lalu mereka melambai-lambaikan tangannya padaku.... seakan-akan meminta pamit pada ku... aku meraung-raung... meminta agar mereka tidak pergi... terus ku ikuti lambaian mereka..... sampai akhirnya aku sampai di pinggir kali yang curam.... aku tak peduli,,,, atau mungkin aku tak menyadari. aku terus berjalan mencoba untuk meraih tangan mereka berdua, tangan orang yang ku cintai..... sampai aku tergelincir dan ...... terperosok di pinggiran sungai itu, tapi aku tetap tak perduli.... aku terus berjalan .... tanpa ku sadari aku terjatuh dan kepalaku terbentur batu... aku pun berteriak kesakitan.....dan semua menjadi kelam.....

****
terasa begitu pegal tubuh ku.... kepalaku pun nyut-nyutan.... aku melihat di sekeliling ku.... gelap... kemudian ku berusaha bangkit aku terjatuh karena sepertinya aku menabrak sesuatu.... tiba-tiba aku mendengar seseorang mengetuk-ngetuk pintu dan perlahan pintu itu terbuka..... aku begitu terkejut melihat apa yang aku lihat.... ibuku!!!! ia berdiri dihadapanku..... aku seperti tak mempercayai penglihatan ku..... IBUKU!!!! apakah ini mimpi?? aku segera berlari kepelukannya dan menagis seperti anak kecil yang baru di belikan mainan kesayangannya!!!! ini seperti mimpi.... ibu.... ini benar-benar ibu kan??? ibuku gelagapan dan bingung dengan tingkahku yang aneh.... "ada apa nak? ini memang ibu mu??" ayah mana bu???tanya ku seketika... ada tuh lagi minum kopi di teras rumah.... aku berlari seakan tak percaya.... benar ayahku tengah asyik meminum kopi....ternyata?? hanya mimpi??? tapi,,,, kenapa tampak begitu nyata??

****
keesokan harinya ketika aku akan berangkat kuliah ibuku memanggil ku dan berkata persis seperti yang ia katakan sebelum kepergiannya waktu itu...."
nak, asalkan sudah jadi sarjana ibu udah senang, ibu bangga punya anak sarjana. Ibu harap kamu bisa belajar dengan sungguh-sungguh dan tidak mengecewakan ibu".... jantungku pun berdetak begitu kencang..... aku hanya mengiyakan dan berangkat ke kampus dengan perasaan yang cemas....tak sabar untuk segera pulang..... ketika sampai dirumah benarlah dugaanku ibuku ketabrak mobil ketika berangkat kerja..... aku benar-benar terpukul akan berita ini.... aku kembali kehilangan ibuku.... tubuhku terasa begitu ringan dan semua kembali menjadi gelap....


****
terasa begitu pegal tubuh ku.... kepalaku pun nyut-nyutan.... aku melihat di sekeliling ku.... gelap... aku kembali di bingungkan dengan semua ini... aku kembali ketempat ini aku kembali bangkit dan keluar dari kamar ini kemudian seseorang kembali mengetuk pintu, dan wajah ibuku, aku semakin tak mengerti dengan semua ini... semua begitu nyata di mataku.... aku berada dimana? siapakah wanita yang sedang berdiri di depan pintu itu....semuanya begitu memusingkan dan memenuhi kepalaku.......argggggghhhhh!!!!!!!!! aku kembali jatuh dan semua kembali gelap...tapi di akhir ceritaku satu yang ku tau akhirnya aku bisa kembali bersama kedua orang tua ku, ibuku, ayah ku, ternyata mereka benar-benar tak ingin meninggalkan ku sendiri....


***
2 hari kemudian penduduk sekitar sungai tempat ku terjatuh menemukan ku dengan keadaan tak bernyawa.....

arti tangis nya
hari ini
dia menangis ketika tak ada sepeserpun koin yang kau lemparkan
dia menangis ketika ia kelaparan
dia menangis ketika ia kehilangan waktu untuk bermain
dan dia menagis ketika pulang tanpa uang di tangan


keesokan hari
kau lemparkan beberapa koin di atas kalengnya.
dia tersenyum, terlintas di otaknya"hari ini takkan lagi kelaparan"
tak sabar langkahnya yang lincah menuju gubuk papan di bawah jembatan, sambil menenteng sebungkus nasi putih tanpa lauk,
ia tetap tersenyum. terlintas setelah makan ia akan bermain bersama kawan-kawan. gadis yang malang, setiap hari harus mengemis di tepi jalan untuk bertahan dalam kejamnya kehidupan.
harusnya aku belajar dari gadis ini, berjuang untuk hidup dalam usia yang begitu dini. sedangkan aku, , , , , , , , ,???

Living in a Colourful of Colourless Ocean

Blog Archive

George Orwell

"Who Controls The Past Control The Future, Who Controls The Present Control The Past"
Mai Roza HR. Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

About Me

Foto Saya
Oza
Do you really wanna know me? really? are you sure? okay.... I'm gonna tell you a lil bit about me. I'm just a chaos and distractible girl. I'd love to randomly post anything which distracts me. So, my post could be a sad, gloomy, cheerful, cheesy, fashionable, messy, creative or stuck writing. Just Enjoy!!!! :D
Lihat profil lengkapku

Followers

one of CoC's Life

Please Welcome!!! o(^_^)o